Rabu, 13 Juli 2016

SANITASI

          1. Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Macam-macam sanitasi:
1.      Sanitasi Uap :Sanitasi uap menggunakan uap mengalir 76,7oC selama 15 menit atau 93,3oC selama 5 menit menggunakan Autoklaf.
2.      Sanitasi Air Panas :menggunakan suhu diatas 80oC
3.      Sanitasi Udara Panas :Sanitasi ini menggunakan suhu panas 82,2oC selama 20 menit.
4.      Sanitasi Radiasi :Sanitasi ini yaitu dengan pemanfaatan sinar UV atau sinar γ dengan panjang gelombang 2500 A, dimana harus berkontak dengan mikroba minimal 2 menit.
5.      Sanitasi Kimia: golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus - COH; golongan alkohol, golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus - X; golongan fenol, golongan garam amonium, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.

Efektifitas sanitasi kimia dipengaruhi oleh :
a.       Waktu kontak (minimum 2 menit)
b.      Suhu optimum (21,1-37,8Oc), jika lebih tinggi maka akan menguap (yodium) dan bersifat korosif (klorin), dan jika lebih rendah maka tidak efektif.
c.       pH optimum 6-7, tidak efektif pada pH yang basa.
d.      Kebersihan alat.
e.       Kesadahan air (mempengaruhi pH, air sadah bersifat basa dan bersifat korosif.
f.       Kontaminasi agen lain (misalnya deterjen)

2.1.     2.  Kesehatan Lingkungan

Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
·                Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
·                Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
·                Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
.                Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan.

Ruang lingkup kesehatan masyarakat
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
1.      Penyediaan Air Minum.,Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran,Pembuangan Sampah Padat,Pengendalian Vektor,Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia,Higiene makanan, termasuk higiene susu,Pengendalian pencemaran udara,Pengendalian radiasi,Kesehatan kerja,Pengendalian kebisingan.
2.      Perumahan dan pemukiman.
3.      Aspek kesling dan transportasi udara.
4.      Perencanaan daerah dan perkotaan.
5.      Pencegahan kecelakaan.
6.      Rekreasi umum dan pariwisata.
7.      Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
8.      Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
1.      Penyehatan Air dan Udara
2.      Pengamanan Limbah padat/sampah
3.      Pengamanan Limbah cair
4.      Pengamanan limbah gas
5.      Pengamanan radiasi
6.      Pengamanan kebisingan
7.      Pengamanan vektor penyakit
8.      Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana.



2.2 Solusi Menangani masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
2.2.           Fasilitas Air Sehat
·         Syarat Fisik
·         Syarat Bakteriologis
dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
·         Syarat Kimia

Sumber-Sumber Air Minum
·         Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium.
Air Sungai dan Danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
·         Mata Air
alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
·         Air Sumur Dangkal
·         Air Sumur Dalam

Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
1.      Pengolahan Secara Alamiah
2.      Pengolahan Air dengan Menyaring
3.      Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
(misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).
4.      Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5.      Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
1.      Pengolahan Air Minum untuk Umum
·         Penampungan Air Hujan
·         Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar