Rabu, 13 Juli 2016

SAPONIN

A. Saponin
        Saponin adalah glikosida, yaitu metabolik skunder yang banyak terapat dialam, terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Senyawa ini bersifat racun bagi binatang berdarah dingin. Oleh karena itu saponin dapat digunakan sebagai pembasmi hama tertentu 
        Saponin merupakan senyawa glikosida yang terdiri dari dua tipe struktur kimia dasar dari suatu aglikon (sapogenin). Saponin yang terhidroliss akan menghasilkan aglikon yang dikenal dengan “sapogenin”.

            Saponin = gula + sapogenin

   Glikon     aglikon
         Neutral saponin tersusun oleh steroid dengan rantai samping “spiroketal”, sedangkan ACID saponin memliki struktur triterpenoid.
B. Klasifikasi Saponin       
        Ada dua jenis saponin yang dikenal yaitu glikosida triterpernoid alkohol dan glikosida dengan struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. Aglikogennya disebut sapogenin, diperoleh dengan hirolisis dalam suasana asam atau hidrolisis memakai enzim, dan tanpa bagian gula, ciri kelarutannya sama dengan ciri sterol lain (Robinson,19  :157).
        Beberapa sapogenin steroid berbeda karena mempunyai sambungan cincin A/B cis, saponin steroid paling umum ditemukan dalam keluarga liliaceae, amaryllidaceae, dan dioscoreaceae.
         Saponin triterpenoid dapat mempunyai asam oleanolat sebagai aglikonnya, dan asam ini ditemukan juga bebas. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus aglikon hanya dikenal sebagai sapogenin. Sapogenin jenis oleanan jauh lebih umum daripada jenis ursana atau jenis lupana.           
           Pola glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen yang umum ialah asam glukuronat (Harbone,1996:151).
Gambar: beberapa sapogenin, struktur, dan tumbuhan sumber (Robinson, 1995:158)
C. Sifat Kimia Dan Sifat Fisika Saponin
Ada beberapa sifat kimia saponin, yaitu:
-          Larut dalam air dan etanol
-          Beracun bagi hewan berdarah dingin
-          Tidak beracun bagi hewan berdarah panas
-          Anti eksudatif
-          Aktivitas haemolisis merusak sel darah merah
Ada beberapa sifat kimia saponin, diantaranya:
-          Berbusa dalam air
-          Rasanya pahit

D. Identifikasi Senyawa Saponin
1. Skrining Fitokimia
       Untuk mengidentifikasi senyawa saponin ini dapat dilakukan dengan skrining fitokima
       Caranya: pada sejumlah kecil simplisia ditambahkan air panas, kemudian didihkan. Setelah dingin disaring. Kurang lebih 10 mL filtrat diambil, dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu dikocok dengan arah vertikal selama 10 detik. Adanya penambahan busa setinggi lebih kurang 1 cm yang stabil pada penambahan 1 tetes HCl 0,1 N menunjukkan bahwa dalam simplisia tersebut terkandung senyawa golongan saponin (Mukhlis, 2006:21).

2. Kromatografi Lapis Tipis
        Analisis dengan KLT dapat digunakan untuk mengidentifikasi simplisia yang kelompok kandungan kimianya telah diketahui. Identifikasi senyawa saponin dilakukan dengan menyediakan: (Sirait 1987:1977)
  1. larutan zat yang diperiksa
serbuk simplisia sebanyak 2 gram disari dengan 10 ml etanol (70%) P dengan cara merefluks selama 10 menit. Setelah didinginkan dan disaring, filtrat diuapkan sampai 5 ml. tiap kali pemeriksaan KLT diperlukan 25-40 L sari.
  1. larutan pembanding
larutan zat pembanding 0,1% dalam metanol P. untuk tiap kali pemeriksaan digunakan 10 L.
  1. cairan eluasi
cairan eluasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa saponin adalah:
-          Klroform-metanol-air (64:50:10).
-          n-butanol-asam asetat glasial-air (50:10:40)
-          Kloroform-metanol (95:5)
-          Kloroform-metanol-air (70:30:4)
4.      UV (Pereaksi Penampak)
         Pereaksi penampak yang sering digunakan untuk mengidentifikasi senyawa saponin adalah:
-          Daerah LP
Saponin yang bersifat hemolitik dapat diamati sebagai bercak putih pada latar belakang merah. Hemolisis dapat terjadi segera, atau setelah membiarkan lempeng KLT beberapa saat, atau setelah mengeringkan lempeng KLT dalam udara panas.
-          Vanilin-asam sulfat LP
Dengan pereaksi ini saponin membentuk bercak biru, violet biru atau kadang-kadang kekuningan bila diamati pada sinar biasa.
-          Anisaldehid-asam sulfat LP
Warna bercak sama dengan warna yang ditunjukkan pada pereaksi vanilin-asam sulfat LP
-          Antimon (III) klorida LP
Menunjukkan bercak berwarna violet kemerahan dalam sianr biasa. Bila diamati pada sinar UV 365 nm umumnya menunjukkan bercak berpendar violet merah, biru dan hijau
-          Vanilin-asam fosfat LP
Gensenosida memberika warna violet kemerahan dalam sinar biasa bila diamati pada sinar UV 365 nm menunjukkan bercak berpendar kemerahan atau biru. Eleuterosida memberikan warna violet dalam sinar biasa. Bila diamati pada sinar UV 365 nm menunjukkan bercak kuning, biru pucat dan jingga.


-          Komarowsky LP
Lempeng KLT yang telah disemprot, dipanaskan pada suhu 100 0C selama 5-10 menit pada lemari pengering, sambil terus menerus diamati. Saponin akan menunjukkan bercak berwarna biru, kuning dan merah
(Sirait, 1987:117).

F. Manfaat Saponin
         Berdasarkan sifat-sifatnya, senyawa saponin ini mempunyai kegunaan yang sangat luas, antara lain:
  1. Pembasmi hama
  2. Sebagai detergen pada industri tekstil
  3. Pembentuk busa pada alat pemadam kebakaran
  4. Pembentuk busa pada sampo
  5. Digunakan dalam industri farmasi
  6. Digunakan dalam fotografi





2 komentar:

  1. Vinaginsenoside R3 is a saponin composition of roots of Panax ginseng. Ginsengs have been not only used as therapeutic agents with tonic, sedative, anti-fatigue, and anti-gastric ulcer effect but also marketed as dietary supplements and raw materials of health food. Vinaginsenoside R3

    BalasHapus