1 Enzim
Enzim adalah senyawa
probiotik yang dapat mempercepat atau mengkatalis reaksi kimia. Enzim berperan
dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan reaksi yang dihasilkan dapat
dijadikan ukuran keaktifan enzim (Applegate dan Angel, 2004). Enzim yang dapat
bereaksi pada pH dan temperatur tertentu (Sugiura et al, 2001).
Enzim adalah suatu probiotik pada pakan
(makanan) yang rentan terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan lainnya
atau seseuatu yang dapat merubah struktur enzim (Applegate dan Angel, 2004).
Enzim adalah senyawa protein yang dapat mempercepat atau mengkatalis reaksi
kimia. Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan reaksi
yang dihasilkan dapat dijadikan
keukuran keaktifan enzim (Gaman dan Sherington,
1992). Enzim hanya dapat bereaksi pada pH dan temperatur tertentu. Karena enzim
adalah protein, maka enzim dalam pakan rentan terdenaturasi atau rusak oleh
enzim pencernaan atau sesuatu yang dapat mengubah struktur enzim (Yangel,
2004).
Enzim adalah biokatalis yang diproduksi oleh
jaringan hidup dan mampu meningkatkan laju reaksi dalam jaringan (Montgomery,
1993). Enzim mampu meningkatkan reaksi kimia tetap tidak diubah oleh reaksi
yang dikatalisnya serta tidak mengubah oleh reaksi yang dikatalisnya serta
tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. pH dan temperatur
mempengaruhi aktivitas enzim (Toha, 1993). Selanjutnya Nuri (2009) menyatakan bahwa enzim adalah katalis yang terbuat dari protein
dan dihasilkan oleh sel. Suatu reaksi kimia dapat berlangsung meskipun tanpa
enzim, tetapi reaksi tersebut berjalan sangat lambat. Enzim tidak ikut serta
dalam reaksi pengubahan suatu zat dan dapat digunakan secara berulang kali.
Enzim memiliki beberapa sifat yakni biokatalisator (enzim dapat mempercepat
berbagai reaksi kimia di dalam sel dengan menurunkan energi aktivasi),
spesifik (hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu), dapat bekerja secara
bolak-balik (reversible) yang artinya
enzim tidak mempengaruhi arah reaksi sehingga dapat bekerja bolak-balik sampai
terjadi keseimbangan, mudah terdenaturasi oleh suhu tinggi, dan memiliki nama
tertentu yang bersifat khusus yaitu nama pertama merupakan nama molekul yang
diikat sedangkan nama kedua menunjukkan bentuk reaksi yang difasilitasi oleh
enzim dan diberi akhiran ase.
Enzim adalah senyawa organik yang tersusun atas
protein yang peristiwa metabolisme bertindak sebagai katalisator, artinya zat
yang mampu mempercepat reaksi kimia tetapi zat tersebut tidak ikut bereaksi.
Menurut Shahib (1992), enzim adalah katalisator yang mempercepat reaksi kimia
dalam makhluk hidup atau badan system biological. Lakitan (2001)
menyatakan, enzim merupakan salah satu lintasan metabolisme yang dapat
mempercepat laju reaksi dan berkemampuan sebagai katalisator, artinya ion-ion
dan senyawa organik yang diserap dari dalam tanah oleh tumbuhan. Salisbury dan
Ross (1995) menyatakan bahwa enzim merupakan katalis yang lebih khas dan lebih
kuat dibandingkan dengan ion-ion logam atau senyawa lainnya yang diserap
tumbuhan dari tanah.
Zat anti-enzim merupakan suatu zat yang
terdapat dalam makanan yang dapat menghalangi atau mencegah bekerjanya suatu
enzim. Inhibitor ini tidak hanya mengurangi penyerapan protein. Aktivitas anti
enzim ini akan hilang dengan adanya pemanasan. Contoh dari anti enzim ini
antara lain terdapat pada kacang kedelai mentah dimana terdapat suatu globulin
dengan berat molekul besar, yang dapat berikatan dengan tripsin, sehingga
menjadi suatu kompleks yang tidak mempunyai kekuatan sebagai enzim. Anti enzim
ini dinamakan tripsin inhibitor. Inhibitor ini juga ditemukan pada
kacang-kacangan yang lain, kentang, dan putih telur. Pada kacang kedelai juga
ditemukan chymotrisin inhibitor. Protein inhibitor yang ditemukan
terutama pada kacang-kacangan (leguminosa) menghalangi bekerjanya enzim
proteolitik. Pada kacang kedelai, perebusan (pemanasan) menghalangi atau
mencegah aktivitas trysin inhibitor tergantung temperatur dan lamanya
pemanasan (Liener, 1969).
Enzim adalah protein yang berperan sebagai
katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat
reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu
sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal
menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator
anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan
produk sampingan yang beracun. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik.
Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah
bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan
kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) (Juryatin, 1997).
Enzim mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi. Thermolabil, mudah rusak, bila dipanasi
lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil. Merupakan senyawa protein sehingga
sifat protein tetap melekat pada enzim. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan
berulang-ulang. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel
(ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase, maltase. Umumnya enzim bekerja
mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua
arah, contoh : lipase, mengkatalisis pembentukan dan penguraian lemak. Lipase Lemak + H2O Asam lemak +
Gliserol Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang
aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan
substrat tertentu. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non
protein tambahan yang disebut kofaktor (Isharmanto, 2009).
Menurut International
comunition of enzymesada enam kelompok enzim, yaitu:
1.
Oksidoreduktase adaah enzim ang mengkatalis
raksi oksidasi yang menggunakan koenzim (memindahkan electron dari suatu senyawa
tertentu ke suatu aseptor).
2.
Transferase adalah mengkatalis pemindahan
gugus tertentu atau mengkatalis transfer gup-gup antar molekul.
3.
Isomerase adalah mengkatalis resimensi aktif
atau isomer geometric dan reaksi oksidasi rediksi intramolekul tartentu atau
enzim-enzim yang mengkatalis grup penyusunan kembali pada intramolekul.
4.
Liase adalah enzim yang mengkatalis reaksi
pemindahan grup atau penambahan dan atau ke ikatan ganda atau pemutusan lainnya
yang melibatkan penyusunan kembai konfigurasi electron-elektron pada molekul-molekul
yang terbentuk.
5.
Ligase adalah enzim-enzim yang mengkatalis
reaksi-reaksi yang menggabungkan dua molekul.
6.
Hidrolase adalah meningkatkan pemecahan ikatan
antar karbon sulfur dan karbon hidrogen (Isharmanto, 2009).
Adapun empat faktor utama yang berperan dalam
proses percepatan laju reaksi enzim adalah sebagai berikut:
1.
Beberapa enzim akan menambah
reaktan-reaktan, dengan orientasi tertentu pada enzim tersebut kemudian setiap
sisi reaktif dari masing-masing reaktan di sekatkan satu sama lain shingga
meningkatkan prbabilitas untuk saling bereaksi.
2.
Enzim dapat bereaksi dengan
molekul substrat untuk mrmbrntuk molekul intermrdiet tidak stabil kemudian siap
untuk melakukan reaksi berikutnya untuk membentuk produk.
3.
Sisi-sisi aktif dari
reaktan-reaktan tersebut dapat berfungsi sebagai donor atau aseptor elektron
untuk mewujudkan reaksi-reaksi asam basa.
4.
Ikatan yang terjadi antara enzim
dengan substrat dapat menyebabkan terjadinya peningkatan probabilitas sbstrat
untuk membentuk ikatan-ikatan baru dan terlepas satu sama lain (Nurhalim, 2005)
Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kera enzim diantaranya: temperatur, pH, konsentrasi
enzim, pengaruh hasil akhir, pengaruh zat pengikat, pengaruh zat penghambat, konsentrasi
substrat (Nurhalim, 2005). Kemudian menurut Montgomery
(1993), Enzim adalah biokatalis yang diproduksi oleh jaringan hidup dan enzim
meningkatkan laju reaksi yang mungkin terjadi dalam jaringan. Bila enzim tidak
ada maka reaksi-reaksi akan berjalan terlalu lambat untuk dapat menopang
kehidupan atau reaksi-reaksi tersebut memerlukan kondisi-kondisi non
fisiologis.
2 Enzim
Urease
Urease disebut juga urea amidohidrolases.
Urease merupakan enzim yang mengkatalis hidrolisis dari urea menjadi karbon
dioksida dan ammonia :
Urease
adalah sebuah protein yang ditemukan dalam bakteri, kapang, dan beberapa
tanaman tingkat tinggi. Karakteristiknya yaitu pH optimum 7,4 suhu optimum 64
celcius dengan spesifikasi enzimatis : urea dan hidroksi urea. Beberapa tanaman
memanfaatkan ureases untuk keperluan yang sama. Ureases ditemukan dalam jumlah
yang besar pada jack bean, kacang kedelai dan beberapa biji tanaman
lainnya. Ureases juga terdapat pada beberapa jaringan binatang dan pencernaan
mikroorganisme. Ureases penting dalam sejarah enzimologi sebagai enzim pertama
yang dimurnikan dan dikristalakan (Sumner, 1926).
Karakteristik enzim urease yaitu :
- Tempat aktifnya metal : nikel (II)
- Berat molekul : 480 kDa atau
545 kDa dari Jack Bean Urease (kalkulasi massa
dari rangkaian asam amino).
- pH optimum : 7.4
- Temperatur optimum : 60 0C
- spesifik enzim : urea dan Hydroxyurea
- Inhibitor : Logam berat
Selain pada
sel hewani, enzim juga terdapat pada sel nabati seperti papain dari getah
pepaya, bromelin dari buah nenas, urease dari kacang kedelai dan sebagainya.
Papin dan bromelin keduanya tergolong enzim proteolitik, sedangkan enzim urease
tergolong enzim hidrolase yang dpat menghidrolisis urea menjadi amonia dan
karbokdioksida.
H2N-CO-NH2
+ H2O à 2 NH3 +
CO2
(Sumber : Budiansyah,2012)
Amonia yang terbentuk dari pereaksi
Nessler akan membentuk suatu senyawa kompoleks berwarna kekuningan hingga sawo
matang
NH3
+ 2 (KI)HgI2 + KOH à Hg2NH2I
+ 5 KI + H2O
(Sumber : Budiansyah,2012)
Karakterisasi
enzim berdasarkan suhu dan pH optimum, pengaruh ion-ion logam (kation) dan
senyawa kimia serta ketahanan enzim terhadap suhu. Penentuan suhu optimum
dilakukan dengan mengukur aktivitas enzim pada suhu 29, 39, 50, 60, 70, dan 80˚C
dalam 0,05 M buffer fosfat pH 7 (Budiansyah, 2012).
Urease merupakan enzim pertama yang
dihasilkan dalam bentuk kristal. Berat molekul enzim urease sebesar 483.000.
Suhu 10oC akan mempercepat reaksi dua kali atau tiga kali lebih
cepat. Enzim urease sangat rentan dan mudah rusak pada suhu diatas 50oC
.(Harrow and Mazur, 1954). Enzim urease juga dapat
digunakan untuk imunisasi pada hewan untuk membentuk suatu antibodi. Selain itu
juga digunakan untuk mengukur urea dan keratin melalui pengukuran konsentrasi
ammonia. (Suhartono, 1989).
Enzim urease
tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk aktivitas anti-tripsin sebab
enzim ini sudah hilang aktivitasnya sama sekali jika kedelai dipanaskan pada
suhu 80˚C selama 45 menit (Girindra,1979). Urease mempunyai kespesifikan yang hampir
absolute terhadap urea, dan yang selama ini diketahui hanya satu senyawa lain
yang dapat dipecah oleh urease. Enzim urease adalah hasil dari tanaman
kacang-kacangan dan merubah urea menjadi ammonia. Pertama
kalinya enzim dapat diisolasi dalam bentuk kristal, enzim ini adalah urease,
yang diperoleh dari ekstrak kacang, dan kristal keseluruhannya terdiri atas
protein ( Sumner, 1962 dalam Utomo, 1985).
3. Urea
Urea
adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide
yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine.
Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari
senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme (Hendrawati,
2008)
Sebagai pakan tambahan, urea sering
dipergunakan sebagai ransum ternak sapi, dimana nitrogen dengan bantuan mikroba
dalam rumen dapat disintesa menjadi zat protein yang bermanfaat. Apabila
pembentukan NH3 lebih lambat, maka NH3 didalam rumen
tersebut dapat dipergunakan untuk pembentukan protein bakteri secara efisien
(Anggorodi, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar