Aluminium merupakan
logam yang paling banyak di dunia, ditemukan dalam tanah, dalam air dan udara.
Sekitar 8 % kerak bumi terdiri dari Aluminium. Elemen ini adalah elemen paling
berlimpah yang secara alami terdapat di udara, tanah dan air. Oleh karena itu,
eksposur lingkungan terhadap aluminium adalah memungkinkan secara potensial.
Perannya tidak bisa dihindari dari senyawa-senyawa aluminium ditambahkan bukan
hanya ke suplai air tapi juga kebanyakan makanan dan obat yang diproses.
Aluminium menempati urutan
kelimpahan ketiga dalam kulit bumi setelah oksigen dan silikon atau merupakan
logam yang mempuyai kelimpahan yang tertinggi karena oksigen dan silikon adalah
bukan logam. Aluminium sangat dikenal dan penting secara komersil. Bijihnya
yang terpenting adalah bauksit yang merupakan nama generik untuk beberapa mineral dengan rumus yang bervariasi
antara Al2O3.H2O dan Al2O3.3H2O.
aluminium juga terdapatdalam jumlah besar dalam bantuan aluminosilikat seperti
feldsprars dan mika (Fitri, Zarlaida).
Aluminium seskuioksida
dikenal sebagai alumina, Al2O3. Oksida ini
dapat dibuat dengan dehidrasi Al(OH)3 atau dengan oksidasi unsurnya.
Aluminium memiliki afinitasyang tinggi terhadap oksigen, sehingga banyak
digunakan sebagai reduktor termit.
Aluminium hidroksida
mamiliki sifat amfoter, walaupun lebih sering bersifat sebagi basa yang akan
menghasilkan garam bila direaksikan dengan asam. Garam yang terbentuk tersebut
mengandung ion [Al(H2O)6]3+.sebagai
asam,aluminium hidroksida akan memberikan garam yang mengandung ion [AlO3]3-.
Ion-ion aluminat dalam air
ada dalam keadaan terhirat, [AlO2]-. 2H2O dan
[AlO3]3-.3H2O, sehingga ion ini sering ditulis
sebagai [Al(OH)4]3- dan [Al(H2O)6]3-.
Sifat-sifat kimia dan fisikanya membuatnya ideal untuk
berbagai jenis pemakaian. Misalnya, aluminium dan senyawa-senyawanya sering
digunakan dalm makanan sebagai aditif, dalam obat-obatan (misalnya, antacid),
dalam produk konsumen (misalnya, alat-alat masak, dan aluminium foil) dan dalam
pengujian air minum (misalnya koagulan). Karena aluminium sangat pervasive dalm
lingkungan, pada titik yang tidak bias dihindari, maka pengaruhnya terhadap manusia
menunjukkan hubungan antara intake aluminium dan dementia neurologis pada
pasien dialysis ginjal (encerphalopati dialisi).
Logam aluminium memiliki
warna putih perak dan sangat stabil terhadap udara karena logam ini membentuk
lapisan oksida pada permukaannya, yang dapat melindungi logam dari oksidasi
lebih lanjut. Aluminium murni dapat ditempa dan dapat dibentuk. Pada
unsur-unsur golongan III dapat membentuk hidrida dengan elektron difisien. Oleh
karena itu aluminium dapat membentuk ikatan hidria yang membentuk AlH3
dalam bentuk polimer, setiap atom aluminium dihubungkan satu sama lain oleh jembatan hidrogen.
Aluminium dibuat dengan mereaksikan LiH dengan AlCl3 dalam pelarut
eter, tetapi bila LiH berlebihan akan membentuk LiAlH4.
Aluminium dapat larut dalam
asam mineral encer dan membebaskan hidrogen.
Meskipun
demikian, HNO3 pekat membuat logam menjadi pasif karena HNO3
merupakan oksidator, dan menghasilkan lapisan pelindung merupakan oksida pada
permukaan logam. Aluminium juga larut dalam larutan NaOH (Al bersifat amfoter)
membebaskan hidrogen dan membentuk
alumina.
Langkah
awal mengekstraksi aluminium adalah dengan cara memurnikan bijih. Pada proses Bayer, material buangan (sebagian
besar senyawa besi dan silikon) dipisahkan karena akan mengotori produk. NaOH
ditambah pada bijih , dan karena Al
amfoter maka akan melarut, membentuk natrium aluminat. SiO2 juga larut sebagai ion silikat. Material yang
tidak larut. khususnya besi oksida dipisahkan dengan penyaringan. Kemudian,
aluminium hidroksida diendapkan dari larutan basa kuat aluminat. Hal ini dapat
dilakukan dengan menambahkan gas CO2 (suatu oksida asam yang dapat
menrunkan pH) atau Al2O3 kedalam larutan. Ion-ion silikat
masih tetap dalam larutan. Endapan Al(OH)3 diklasinasi (dipanaskan
dengan kuat) yang merubahnya menjadi Al2O3 murni.
Aluminium dapat juga diekstraksi dengan proses
Hall-Heroult. Al2O3 dilelehkan dengan kriolit Na3[AlF6]
dimana Al2O3 terdisosiasi menjadi, Al3+ dan O2-
yang dielektrolisis dalam tangki yang
dilapisi grafit, yang berfungsi sebagai katoda. Anodanya juga terbuat dari
grafit. Sel elektrolisis ini dijalankan terus menerus dan pada selang waktu
tertentu lelehan aluminium (titk leleh 600°C) dikeluarkan dari bagian dasar sel
yang diambil secara berkala dan bauksit ditambahkan lagi kedalam sel.
Kriolit
meningkatkan konduktivitas listrik pada sel karena Al2O3
merupakan konduktor yang buruk. Selain itu, kriolit berfungsi sebagai bahan
untuk menurunkan titik leleh campuran hingga 950°C. Disamping itu CaF2
dan AlF3 juga ditambahkan.
Satu-satunya
oksida aluminium adalah alumina, Al2O3.
Meskipun demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan
polimorf dan ter-hidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya.
Terdapat dua bentuk anhidrat, Al2O3, yaitu, (α- Al2O3,
γ- Al2O3).
α-
Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga metastabil tidak
terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat dialam sebagai mineral korundum dan
dapat dibuat dengan pemanasan. γ- Al2O3 diatas 1000°C. α-
Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada
suhu rendah (~450°C). α- Al2O3 keras dan tahan terhadap
hidrasi dan penyerangan asam. γ- Al2O3 mudah menyerap air
dan larut dalam asam; alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatur
kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah γ- Al2O3.
Terdapat beberapa alumina terhidrat dengan stoikiometri dari AlO·OH sampai
Al(OH)3. Penambahan amoniak pada larutan mendidih garam aluminium
menghasilkan suatu bentuk AlO·OH yang dikenal sebagai bohmite. Bentuk kedua AlO·OH terdapat dialam sebagai mineral diaspore. Hidroksida sesungguhnya,
Al(OH)3 diperoleh sebagai endapan kristal putih bila mana CO2
dialirkan ke dalam larutan basa “aluminat”.
Logam
aluminium merupakan logam yang sedang kelunakannya bila murni, tetapi akan
menjadi lebih kuat jika dicampur dengan logam lain. Kelebihan utamanya adalah
ringan (kerapatan rendah 2,73 g cm-3). Bebrapa alloy (campuran
logam) digunakan untuk keperluan khusus : duralumin yang mengandung 4% Cu, dan
beberapa perunggu aluminium (alloy dari Cu dan Al dengan logam lain seperti Ni,
Sn, dan Zn). Logam aluminium diproduksi dengan jumlah yang sangat besar kedua
setelah logam besi.
Beberapa
kegunaan Al dan alloynya :
1. Sebagai
material untuk membuat pesawat terbang, kapal laut, mobil, dan alat pemindah panas.
2. Sebagai
bahan bangunan (pintu, jendela, bingkai dan rumah berjalan).
3. Sebagai
bahan pembuat kaleng minuman, tube pasta gigi, dan aluminium foil.
4. Untuk
alat-alat masak.
5. Untuk
membuat kabel listrik.
6. Bubuk
aluminium yang sangat halus digunakan untuk membuat cat aluminium.
7. Pembuatan
aluminium foil (kemasan makanan).
Senyawa
aluminium dan kegunaannya :
v Aluminium
amonium sulfat ([Al(NH4)](SO4)2, amonium alum
digunakan sebagai mordant, dalam pemurnian air, pembuatan kertas, zat tambahan
dalam makanan, dan dalam penyamakan kulit.
v Aluminium
asetat adalah garam yang digunakan sebagai astrigen.
v Aluminium
borat (Al2O3B2O3) digunakan dalam
produksi kaca dan keramik.
v Aluminium
borohidrida (Al(BH4)3) digunakan sebagai adaitif pada
bahan bakat jet.
v Aluminium
fluorosilikat (Al2(SiF6)3) digunukan dalam
produksi batu perhiasan buatan, kaca, dan keramik.
v Aluminium
hidroksida (Al(OH)3) digunakan sebagai antasida, dalam pemurnian
air, dan dalam pembuatan kaca, keramik.
v Aluminium
fospat (AlPO4) digunakan dalam pembuatan kaca, keramik, produk
kertas dan pulp, kosmetik, cat dan vernis, dan pembuatan semen gigi.
v Aluminium
sulfat (Al2(SO4)3) digunakan pada pembuatan
kertas, pemurnian air, zat aditif pada makanan, dan dalam alat pemadam
kebakaran.
v Aluminium
klorida (AlCl3) digunakan dalam pembuatan cat, dalam anti keringat,
dan dalam produksi karet sitetis.
v Aluminin
klorohidrat digunakan sebagai anti keringat dan penanganan hiperhidrosis.
Bagan alir reaksi unsur
aluminium
1.
Aluminium dalam
Makanan
Aluminium terjadi
secara alami dalam banyak makanan, namun biasanya hanya dalam konsentrasi yang
rendah, namun dalam tanaman teh mengakulumulasi aluminuim dalam jumlah besar
yang kemudian bias melumer dari daun the kedalam teh yang dibuat ataupun
dimasak. Aluminium juga bias melumer kedalam makanan dari alat masak dan
pembungkus, namun menurut beberapa pebelitian bahwa aluminium yang melumer dari
sumber-sumber tersebut dapat diabaikan. Makanan-makanan tertentu, seperti
produk susu, biji-bijian dan produk-produk bijian, makanan ringan dan minuman
ringan, bias mengandung beberapa tingkat aluminium yang lebih tinggi daripada
tingkat dasar yang terjadi secara natural karena pemakaian senyawa-senyawa
aluminium (misalnya pospat aluminium sodium) sebagai aditif makanan. Pemakaian
aditif makanan dikontrol untuk menghindari pemakaian tingkat aditif yang lebih
tinggi daripada yang seperlunya.
Intake aluminium dari makanan untuk
seorang dewasa berjumlah 8 mg perharinya, walaupun intake sehari-hari yang
lebih tinggi juga telah ditafsirkan. Pada umumnya, sekitar 95% intake aluminium
normal sehari-hari untuk seorang dewasa berasal dari makanan. Sedangkan untuk
bayi, intake aluminium sehari-hari biasanya kurang dari 1 mg perhari.
2.
Aluminium dalam Air
Minum
Aluminium merupakan
unsure terbanyak ketiga dalam kerak bumi. Kebanyakan aluminium yang dibawa air
terdapat sebagai partikel-partikel mineral mikroskopik yang terseuspensi.
Konsentrasi dari aluminium yang terlarut
dalam kebanyakan air kemungkinan kurang dari 1,0 mg/l (Achmad, Rukaesih). Pada
nilai pH dari 4,0 jenis aluminium yang terlarut adalah Al(H2O)3+
dan ion Al3+ yang terhidrasi kehilangan ion hydrogen pada nilai pH
lebih besar dari 4,0.
Dalam kisaran pH 4,5
– 6,5, terjadi polimerisasi dimulai dengan pembentukan dimmer,
Yang akhirnya berhenti dengan pembentukan
partikel-partikel padat dari gibbsite, Al2O3, 3H2O.
Aluminium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan pH diatas kurang
lebih 10, terbentuk ion aluminat yang larut Al(OH)4- ,
ion fluoride membentuk kompleks yang sangat kuat dengan aluminiumdan dengan
adanya fluoride dengan konsentrasi tinggi terbentuk jenis kompleks fluoride
seperti AlF2+ mungkin akan terbentuk dalam air. Ion aluminium
membentuk endapan dengan silica dan dengan ion ortofosfat.
Kebanyakan
perusahaan penguji air permukaan menggunakn aluminium dalam bentuk aluminium
sulfat untuk membantu menghilangkan mikroorganisme berbahaya yang dibawa oleh
air dan pertikel-partikel lainnya yang mengakibatkannya menjadi menggumpal
(koagulasi) kedalam partikel-partikel
yang lebih besar yang kemudian lebih mudah dihilangkan dengan sedimentasi dan
filtrasi. Proses ini juga menghilangkan bahan organic yang terjadi secara
natural yang ditemukan dalm air. Karena aluminium sulfat yang ditambahkan
kedalam proses pengolahan melalui beberapa tahapan, konten aluminium sulfat
rata-rata dalm air hanya sedikit lebih tinggi daripada air sebelum pengolahan,
dengan demikian, intake aluminium dalam air minum pada umumnya kurang dari 5%
dari intake total sehari-hari untuk kaum dewasa. Intake actual bisa berbeda
secar luas pada Negara yang tergantung pada kkualitas umum air sumber (termasuk
keberadaan aluminium natural dalam air).
3.
Aluminium dalam Udara
Intake aluminium dari udara yang tidak
terkena polusi pada umumnya cukup rendah, di bawah 4 mikrogram perhari. Dalam
daerah-daerah industry tingkat aluminium diudar jauh lebih tinggi, bisa
melebihi 100 mikrogram perhari. Pekerja ditempat kerja bisa menghirup antara
3,5 dan 7 miligram perharinya. Walaupun kebanyakan intake aluminium dating dari
makanan, namun dengan ersentase yang sangat kecil, biasanya kurang dari 1% yang diserap oleh tubuh.
Penyerapan aluminium tergantung pada berbagai factor, termasuk jenis senyawa
aluminium, komposisi makanan, usia dan kesehatan orang yang mengkonsumsi
makanan. Aluminium dalam air minum lebih
baik diserap oleh tubuh daripada aluminium dalam makanan, walaupun untuk
sebagian kecil intake total sehari-hari. Maka air minum bisa merupakan sumber
aluminium yang lebih signifikan daripada makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar