Rabu, 13 Juli 2016

LIPID

A. DEFENISI LIPID
Lipid merupakan zat – zat gizi yang memiliki fungsi – fungsi biologis untuk membantu metabolisme tubuh.Lipid ( Minyak atau Lemak )  merupakan komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau padat.Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya bila dalamkeadaan padatdisebut lemak.Lipid atau lipida lebih merupakan istilah ilmiah, yang mencakup baik minyak maupun lemak.Dalam pustaka asing, lipida yang kita makan umumnya disebutditery fat, yang dapat kita terjemahkan lemak pangan.Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda.Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible).Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur,dan sebagainya.

ENZIM

1 Enzim
            Enzim adalah senyawa probiotik yang dapat mempercepat atau mengkatalis reaksi kimia. Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan reaksi yang dihasilkan dapat dijadikan ukuran keaktifan enzim (Applegate dan Angel, 2004). Enzim yang dapat bereaksi pada pH dan temperatur tertentu (Sugiura et al, 2001).
Enzim adalah suatu probiotik pada pakan (makanan) yang rentan terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan lainnya atau seseuatu yang dapat merubah struktur enzim (Applegate dan Angel, 2004). Enzim adalah senyawa protein yang dapat mempercepat atau mengkatalis reaksi kimia. Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan reaksi yang dihasilkan dapat dijadikan

SAPONIN

A. Saponin
        Saponin adalah glikosida, yaitu metabolik skunder yang banyak terapat dialam, terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Senyawa ini bersifat racun bagi binatang berdarah dingin. Oleh karena itu saponin dapat digunakan sebagai pembasmi hama tertentu 
        Saponin merupakan senyawa glikosida yang terdiri dari dua tipe struktur kimia dasar dari suatu aglikon (sapogenin). Saponin yang terhidroliss akan menghasilkan aglikon yang dikenal dengan “sapogenin”.

ALKALOID

1.       Pengertian
               Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya. Contonya anatra lain alkaloid indol, dimana banyak terdapat kerangka yang berbeda. Alkaloid merupakan  sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (bisa juga senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid.

FLAVONOID

A. PENGERTIAN

Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan keberdaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid  Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun/ aleopati terdapat pada kulit jeruk manis, merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang tidak ada rasanya disebut hesperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit dan mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi. Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mempunyai struktur C6-C3-C6. Tiap bagian C6 merupakan cincin benzene yang terdistribusi dan dihubungkan oleh atom C3 yang merupakan rantai alifatik.

RADIASI ELEKTROMAGNETIK (REM)

A.    Radiasi elektromagnetik (REM)
Radiasi elektromagnetik adalah energi yang dipancarkan menembus ruang dalam bentuk gelombang-gelombang. Untuk menggambarkan sifat-sifat REM, digunakan 2 teori yang saling melengkapi yaitu teori panjang gelombang dan teori korpuskuler. Teori panjang gelombang digunakan untuk menerangkan beberapa parameter REM yang berupa kecepatan, frekuensi, panjang gelombang, dan amplitude, dan tidak dapat menerangkan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan serapan atau emisi dari tenaga radiasi. Untuk proses ini, maka diperlukan teori korpuskuler yang menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik sebagai partikel yang bertenaga yang disebut foton. Tenaga foton berbangding langsung dengan frekuensi radiasi.
Ada 2 teori yang digunakan :

SPEKTROSKOPI

 Spektroskopi
Spektroskopi merupakan suatu metode analisa yang menggunakan prinsip absorpsi, emisi dan hamburan radiasi elektromagnetik oleh atom atau molekul untuk studi kualitatif atau kuantitatif atom atau molekul. Saat ini, dikenal empat teknik spektroskopi yang biasa digunakan untuk analisa structural, yaitu spektoskopi ultraviolet, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi resonansi magnetic inti, yang termasuk spektroskopi absorpsi, serta septrometri massa. Dengan menggunakan metode-metode analisa tersebut, suatu molekul, baik molekul sederhana maupun molekul kompleks, dapat diidentifikasi dengan resolusi tinggi, tanpa menimbulkan kerusakan pada molekul uji, hanya dengan menggunakan beberapa nonagram samapi satu milligram sampel.
Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode analisis yang mempelajari interaksi antara suatu materi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Interaksi ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan arah radiasi atau transisi antar tingkat energi atom atau molekul.